Cireboner - Ciremai Weekend Adventures - Ojek Wisata Cirebon - Ojek Wisata Kuningan - Souvenir Khas Cirebon - Souvenir Asli Cirebon - Ngebolang ke Cirebon
Have question?
Visits:
Today: 1All time: 1

Scooterist Romantis - mangrove planting pantai sumber mas

Bolanger Notes » Scooterist Romantis - mangrove planting pantai sumber mas

  • mangrove planting pepala indramayu
    mangrove planting pepala indramayu

Kesibukan menjadi pelayan para bolang hari itu menjadikan waktu betot gas ke Pantai Sumber mas Ilir Kandanghaur Indramayu menjadi agak terlambat, tercatat sekitar jam 16:27 aku start dari basecamp cireboner.com menuju Indramayu, berboncengan dengan junior yang selalu menjadi tandem camping aku selama ini.

Mode speed touring On, dan jalur Pantura dari Cireboner.com sampai di Perbatasan kabupaten itupun terlewati dengan smooth dan santai, karena meski hari itu adalah hari pertama long weekend tetapi volume kendaraan yang melewati pantura tidak begitu ramai, tersedianya jalur tol menjadi faktor menjadi lengangnya jalur pantura sore itu.

Nuntun

Keseruan perjalanan sore itu dimulai di jalur sepi memasuki kabupaten Indramayu, dimana vega yang sedang aku kendarai sambil menikmati semilir angin sore itu, tiba-tiba mati dan tak berdaya sama sekali!

Yup… BBM abis! Sodara sodari sekalian hahahaha ironis motor yang terkenal irit itu harus mengalami hal memalukan dengan kehabisan BBM dijalan, aib –aib dah

Sebenarnya salah aku sendiri sih, yang udah tahu kalo indikasi BBM udah berada di bawah garis merah, tetapi masih aja keukeuh untuk menemukan SPBU yang di KIRI jalan, padahal ada SPBU kanan jalan yang terlewati sebelumnya, itu pertama

Kedua adalah saking percaya dan pede-nya aku pada vega aku yang biasanya meski jarum sudah berada dibawah merah, tetapi masih bisa jalan jauh banget hingga ketemu SPBU Pilihan, nah waktu itu kenapa tidak hayo?

Tapi… ahsudahlah karena yang jelas aku harus mendorong vega itu dengan beban sebuah keril di depan, sebuah box di belakang dan si Hita di tengahnya, plus di jalan yang tidak ada terlihat rumah penduduk sama sekali hingga ke ujung pandang sana, cuman sawah saja terhampar dikiri dan kanannya.

Dengan woles mode on aku mulai mendorongnya tanpa tahu seberapa jauh lagi akan aku temukan minimal warung yang menjual Pertamax eceran, meski jauh jarak pastinya, tetapi datar setidaknya.

Sambil ngajakin ngobrol junior aku terus mendorong vega, banyak motor dan kendaraan lain yang respect dengan membunyikan klakson seakan menyemangati kami..

Tet tot … (semangat bro!)

Teeet … (ayoo jangan menyerah..)

Tet tet… ( capek ya bro? hihihi)

Teloleeeet … (woooy minggir truk gede nih…)

Tet tet tet … (kesian deh loh!)

Dan kode tetot lainnya yang diterjemahkan acak

Level keseruan ndorong vega kemudian bertambah, ketika seorang bapak menebar pehape dengan berhenti di beberapa meter depan aku, lalu turun dan bertanya “kenapa? “ standard banget yah, padahal kita semua paham bahwa 77% plus 17% ketika ada orang mendorong motornya dijalan raya, pasti kalau bukan karena ban kempes berarti karena kehabisan BBM, betul? Nah aku jawab

“ oh ini pak kehabisan bensin, SPBU masih jauh ya pak? “

Tanyaku basa basi, karena aku sudah tau pasti bahwa kalau gak jauh, ya berarti jauh banget, secara sejauh mata memandang pun jelas-jelas gak ada pemukiman hingga ujung sono

“ ya masih jauh lah “ sahut bapak itu dengan datar, sedatar Salar de Uyuni di Bolivia

Lalu bapak itupun berlalu menghampiri motornya dan ngeeeeng meninggalkan kami begitu saja

Dan aku mlongo…. Lah maksudnya apa yak?

Wokeh abaikan ajah, show must go on selayaknya go on-nya aku mendorong vega aku

Scooterist romantis

Lalu kemudian suara berisik khas motor woles mendekat dan menghampiri aku …

“ kenapa broh “ tanya masbro yang pake helm

“ ini broh biasa abis BBM “ jawab aku penuh rona merah menahan sipu

“ oh yaudah naik gih aku setut sampe SPBU, masih jauh loh “

“ hmm makasih gak usah deh ntar situ paling juga ada yg jual eceran “ lanjut aku bloon

“ alaaah gapapa broh, udah gih naek gw dorong, kesian dede’nya juga ntar kemaleman” doi lanjut setengan memaksa

“ oh yaudah deh, tapi makasih ya broh sebelumnya “

“ iya gapapa, hayuk “

Dan didoronglah vega aku oleh masbro baik hati, tidak sombong, dan suka menolong itu dengan scooternya.

Masbro itu kemudian membantuku dorong vega hingga 17 menit lebih kemudian hingga sampai di sebuah SPBU, lalu kemudian tanpa berhenti lebih dulu kami berpisah

“ gw langsung lanjut aja ya broh? “

“ oh iya broh, terimakasih banyak, dan maaf merepotkan “

“ ok sip, yuk “

“ monggo…”

tet toot!

Dan sejoli scooterist yang romantis itupun berlalu meneruskan perjalananya balik ke ibukota, yup…semoga masbro dan mbakbro mendapat balasan kebaikan yang berlipat ganda, langgeng, saling setia dan sakinah mawadah warohmah, suskses di karir dan punya koleksi scooter antik dan mahal yang banyak yaaa… amiiin ?

Lalu 2,7 liter Pertamax mengenyangkan perut Vega, untuk kemudian lanjut mengejar tenggelamnya matahari di ujung Indramayu, lalu update info dari mbak petugak SPBU adalah, destinasi tujuan aku sore itu ternyata masih 97 an menit lagi, waduh bisa gelap nih sampe di pantai sumber mas nya.

Nyasar

Selama perjalanan itu, aku mencoba menemukan sebentuk banner atau pamflet gede yang bertuliskan selamat datang peserta mangrove planting bla bla bla di pinggir atau bahkan ditengah jalan, seperti yang dibilang panitianya padaku kemaren, namun hingga kemudian ketika aku nyadar bahwa aku udah kelewat jauh meninggalkan desa ilir, tidak aku temukan tulisan selamat datang tersebut yang sekaligus menandai akses masuk menuju lokasi camping and mangrove planting pantai sumber mas.

Kamipun berhenti di sebuah swalayan untuk sekedar beli minum dan roti bekal makan malam nanti di tenda, karena ternyata boncenger aku juga sudah lumayan lelah.

Update info dari mbak kece penjawa kasirnya ternyata aku kebablasan sekitar 5 KM dari desa Ilir, sehingga aku harus balik ke arah cirebon lagi untuk mencapai desa ilir dimana event camping itu berada.

Saat itu aku coba kontak beberapa nomor panitia untuk sekedar memastikan bahwa aku sudah berada di dekat venue dan siap berpartisipasi sebagai peserta event mangrove planting tersebut, tetapi mungkin tidak ada sinyal disana, lalu aku tinggalkan pesan, dan lanjut riding balik tanpa menunggu konfirm lagi.

Dan lagi-lagi aku kebablasan! Hahaha untung panitia telpon aku sehingga tidak semakin jauh terlewatnya.

Dan begitu jemputer dateng trus RC-in aku masuk ke jalur menuju pantai, baru aku liat banner bertulisakan selamat datang itu tertutupi oleh pembatas jalan! Yaelah jelas aja gak kliatan, udah masangnya rendah di pembatas jalan, posisinya juga dibelakangnya, cuman setengah dari tulisan selamat datang doang yang kliatan… hadeuuuh tepokjidat dah.

Jalur Labirin

Akses masuk menuju area camping cukup seru, berliku dengan jalur pas!, melewati banyak pertambak-an, banyak pertigaan, perempatan, perlimaaan, perenaman , hingga persetujuan halah! Pokoknya seru apalagi jalurnya cuman pas buat motor.

Hal unik lainnya adalah jalur yang menembus lebatnya mangrove menjadikan kamu akan merasa berada di taman Labirin, lebat dan tinggi… ntap jiwa lah pokokna mah.

Sekitar 17 menit kemudian kami sampai di spot area dimana tenda dome sudah berdiri berjajar, peserta juga sudah berisik dengan keceriaan dan keseruan masing-masing, aku mencoba parkir vegaku bersama motor lainnya, tetapi berulang gagal karena pasir pantai tidak mampu menahan beban vega, alias amblas mulu euy…

Lalu aku melihat ada sebuah botol air mineral yang terbuah begitu saja disana, aku punya ide untuk mengunakannya sebagai bantalan atau ganjalan kaki vega agar kokoh berdiri dan tidak amblas lagi, dan sesuatu yang seru kemudian aku temui.

Botol tersebut ternyata beraroma kuat dengan alkohol khas minuman keras kelas murahan, meski tidak Ingin berprasangka buruk sebenarnya, tetapi miras menjadi hal yang beresiko dilakukan di event, dan moment seperti itu, tetapi ah sudahlah kalaupun ada yang mabuk dan rese nantinya di acara camping itu, pasti akan diberesin sama panitianya.

Buka Tenda

Lalu aku menemukan posisi dibelakang deretan tenda yang ada untuk membangun tendaku sendiri, dan tidak berapa lama kemudian tenda siap huni, hita begitu antusias mengikuti moment tersebut sehingga aku merasa tenang.

Hal seru lainnya kemudian terjadi di salah satu tenda, dimana tangisan histeris seorang peserta cewek begitu ngeri membelah gelap malam, yup kesurupan…. Bergegas panitia mencoba merelease dan menenangkan sikorban, cukup a lot komunikasi antara pawang dan dia yang meminjam raga si cewek hingga terjadi deal untuk keluar dari raga si cewek.

Suasana kemudian menjadi relijius dengan lantunan ayat suci terdengar dari berbagai sudut tenda, meski masih ada juga yang seru-seruan bercanda dan bernyanyi dengan iringan akustik yang mereka bawa, pokokna mah meriah pisan euy.

Attacked

Karena ada undangan dari panitia untuk ngobrol bareng maka aku tinggalkan junior sendirian di tenda dengan keceriaannya, namun ditengah obrolan itu aku tiba-tiba merasa ada yang harus aku cek di tenda aku dimana juniorku berada.

Dan benar ternyata, insting aku mengatakan bahwa ada hal yang tidak beres terjadi disitu, karena kemudian aku temui Hita yang tadinya ceria dan bersemangat, saat itu terlihat lesu dan putus asa,

“ada apa de’ ? “

Sebelum jawaban dari Hita aku dengar, dari tenda depan persis terdengar teriakan kasar seorang cowok yang menandakan ada sesuatu yang sedang nebeng di raganya, yup kesurupan lagi…

Lantunan ayat suci kembali disuarakan dengan semakin keras, sekeras itu pula teriakan-teriakan jin yang merasuki raga peserta camping itu, kepanasan dan kesakitan tentunya dirasakan olehnya, tetapi ternyata dia begitu kuat bertahan sehingga suasana menjadi semakin mencekam...

Akhirnya aku paham apa yang tadi dialami oleh Hita

Night Ride

Dengan terpaksa kemudian aku re-packing kembali, dan pamitan kepada panitia untuk cabut dan tidak mengikuti acara api unggun dan acara lainnya hingga esok hari dimana penanaman mangrove dilaksanakan.

Akupun kembali riding menyusuri pantura balik ke cirebon malam itu juga dengan tantangan dan keseruan yang next level, bagaimana tidak, jarak tempuh yang jauh, malam gelap, plus kemungkinan Hita tertidur yang sangat beresiko harus aku lewati, belum lagi para raksasa jalur pantura udah sedemikian banyaknya.

Dan benar riding dengan resiko tinggi karena boncenger yang terlelap harus aku jalani, hingga kemudian aku terlalu lelah dan harus mlipir ke SPBU untuk sekedar ngopi dan membiarkan Hita tidur dengan nyaman dipangkuan.

27 menit kemudian aku bangunkan dan kopi di minumnya untuk menjaga ia tetap terjaga hingga sampai rumah nanti, kamipun lanjutkan riding, tetapi sekuatnya bocah melawan kantuk, jika itu diperjalanan dengan motor maka gak perlu waktu lama, keseruan beresiko tinggi itu kembali aku jalani.

Syukur sedalamnya kemudian aku ungkapkan pada tuhan manakala kami sampai dirumah dengan selamat, sekitar jam 22:37 malam itu.

Lalu petualangan bersama sikecil Hita hari itu berakhir sudah.

Salam

Happy#137

Facebook
PRchecker.info